SRSM |
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Bismillah..
Bismillah..
Indahnya Berbagi yang bermanfaat, Istiqomah yah Muslim-muslimah perindu Syurga,,, Insya Allah bermanfaat,,,
By Abu Khalid – Riyadh, Albatha
Jika telah tegas, bahwa tujuan Allah menciptakan
kita adalah untuk beribadah kepada-Nya, maka jangan tunggu lama-lama lagi untuk
segera menunaikan ibadah tersebut dengan baik. Namun tunggu dulu! Sebelum itu,
sepertinya kita harus menjawab pertanyaan ini terlebih dahulu; “Apakah yang
dimaksud dengan ibadah? Nah, tulisan berikut insya Allah akan sekilas mengupas
makna ibadah. Agar kita dapat memahami hakikat ibadah itu, dan selanjutnya kita
dapat beribadah kepada Allah dengan benar dan penuh penghayatan.
Ibadah memiliki dua sisi makna:
(1) Ibadah bermakna ta’abbud, artinya
adalah tadzallul atau menghinakan diri dan khudhuu’ atau
tunduk. Beribadah kepada Allah dengan makna ini berarti menghinakan diri dan
tunduk kepada Allah.
(2) Ibadah bermakna al muta’abbad
bihi (sesuatu yang dengannya kita beribadah), artinya adalah segala sesuatu
yang dicintai dan diridhai oleh Allah, baik berupa perkataan atau perbuatan,
baik bersifat nampak atau tersembunyi. Beribadah dengan makna ini berarti
melakukan segala perkara yang dicintai dan diridhai oleh Allah, baik perkara
tersebut diyakini dan diamalkan oleh hati kita, diucapkan oleh lisan kita, atau
diperbuat oleh anggota tubuh kita. (Syarah Ushul Tsalatsah, Syaikh Sulaiman
Ar-Ruhaily)
Dari dua makna ibadah diatas, kita dapat menilai
kapan perbuatan kita disebut ibadah. Kita ambil contoh, shalat misalnya.
Mengapa shalat kita katakan ibadah? Karena
(1) ia merupakan bentuk ketundukan
kepada Allah, dan
(2) shalat adalah perbuatan yang dicintai dan diridhai oleh Allah karena Allah telah
memerintahkannya.
Dengan demikian, tidak disebut sebuah ibadah, jika sebuah
perbuatan tidak dilakukan dengan rasa ketundukan dan perendahaan diri kepada
Allah, sebagaimana juga tidak dapat disebut ibadah, jika perbuatan itu tidak
dicintai dan diridhai oleh Allah, karena perbuatan itu tidak ada perintahnya
dari Allah misalnya.
Kemudian, dari pengertian ibadah yang kedua, kita
dapat menarik kesimpulan, bahwa ibadah dapat dilakukan oleh hati, lisan dan
anggota badan.
Ibadah Hati
Ibadah hati adalah ibadah yang dilakukan oleh
hati. Hati dapat berkeyakinan dan berbuat. Ketika hati kita meyakini dan
berbuat sesuatu yang Allah cintai dan ridhai berarti hati kita sedang beribadah
kepada Allah, berarti perbuatan atau keyakinan itu disebut ibadah. Ibadah hati
cukup banyak. Diantaranya adalah beriman kepada rukun iman, ikhlas, khauf
(takut), raja (berharap), tawakkal, mahabbah (cinta) dan lain-lain.
Ibadah Lisan
Ibadah lisan adalah ibadah yang dilakukan oleh
lisan. Ketika lisan kita berucap atau melakukan aktifitas yang dicintai dan
diridhai oleh Allah, maka berarti lisan kita sedang beribadah kepada Allah.
Diantara contoh ibadah lisan adalah: berdzikir dengan dzikir-dzikir yang
diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti, subhanallahi
wa bi hamdihi, subhaanallahil adhziim, laa ilaaha illallah, allahu akbar dan
lain-lain, atau beristighfar, membaca Al Qur’an, berkata-kata baik kepada
sesama, memberi nasehat, beramar makruf nahi munkar dan lain-lain.
Ibadah Anggota Badan
Ibadah juga dapat dilakukan dengan anggota badan.
Contoh untuk ibadah ini sangat banyak. Diantaranya shalat yang kita tunaikan
setiap hari lima kali, zakat, shaum di bulan ramadhan dan berhaji serta umrah
ke baitullah. Intinya apapun perbuatan anggota badan yang dicintai dan diridhai
oleh Allah, maka ia termasuk perbuatan ibadah.
Ibadah tidak semuanya berada pada level keutamaan
yang sama. Masing-masing dari jenis ibadah itu bertingkat-tingkat. Tingkatan
ibadah yang paling pokok ada dua: (1) Ibadah wajib (fardhu), (2) Ibadah sunnah
(Nafilah).
Ibadah Wajib (Fardhu)
Ibadah wajib adalah ibadah yang harus dilakukan,
tidak boleh ditinggalkan, jika dilakukan berbalas pahala dan jika ditinggalkan
berakibat dosa. Contohnya sholat lima waktu, infak wajib (zakat), shaum di
bukan ramadhan, haji dan umrah sekali seumur hidup. Semuanya adalah kewajiban
yang harus ditunaikan oleh setiap muslim.
Ibadah wajib ini sangat tinggi derajatnya dan
paling dicintai oleh Allah. Dalam hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari Allah berfirman, “…Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku
dengan sesuatu yang lebih Aku cintai cintai daripada sesuatu yang Aku fardhukan
kepadanya.” (Bukhari no. 6502)
Ibadah Sunnah (Nafilah)
Jika seorang hamba telah sempurna melakukan
ibadah-ibadah yang wajib, maka sangat dianjurkan kemudian memperbanyak
ibadah-ibadah sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Dalam kelanjutan hadis qudsi diatas, “…Dan hamba-Ku terus menerus
mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah, hingga Aku pun
mencintainya.” (Bukhari no. 6502)
Demikian selayang pandang tentang makna ibadah,
mudah-mudahan Allah memberikan kepada kita semua kekuatan untuk beribadah
kepada-Nya, wa laa haula wa laa quwwata illa billah. Wallahu ‘alam.
Afwan,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar